Pada kesempatan yang berbahaya ini, maksud saya berbahagia ini.
Saya akan mengutarakan opini saya tentang Putussibau.
Tulisan
ini sengaja ditulis menggunakan bahasa blogger, jadi dibuat agak
sedikit santai. Supaya para pembaca yang lagi galai-galai bacanya sambil
galai ngelongai.
Hampir 17 Th saya tinggal dikota kecil
dan damai yaitu Putussibau. Bersama orang-orang yang alay alay dan
sukanya makan gulai wkwkwkk. Selama saya menjejakan kaki saya di kota
"akai" ini saya selalu dihadapkan di suatu masalah yang tak kunjung
selesai. Permasalahan yang mungkin tidak hanya di Putussibau saja yang
bermasalah, namun di kota-kota besar lainnya mengalami masalah yang
tidak kunjung berunjung. Tidak lain dan tidak bukan yaitu masalah
Sampah.
Dua tahun belakangan banyak terdapat tempat
pembuangan sampah yang mudah dijangkau oleh masyarakat sekitar, tidak
hanya dapat dijangkau oleh masyarakat tetapi anjing-anjing pun dapat
menjangkaunya. Tersebar dibeberapa titik di sudut kota Putussibau ; di
depan rumah saya, di samping sekolah saya, di belakang bascame pramuka
saya bahkan di depan muka saya. Malangnya nasib anak rintisan seribu
sungai ini, pemandangan matanya hanya dikelilingi ragam warna warni
Sampah. Tidak hanya berpengaruh pada mata, pada hidung juga sangat tidak
mengenakkan.
Hye menyadik ku, masyarakat Putussibau. Cintailah dan perdulilah dgn lingkungan sekitar.
Selamatkan lingkungan dengan hal-hal yang kita mampu, dimulai dari aktivitas senik-senik magang.
Contohnya
dalam membuang sampah, terkadang kita sendiri lupa akan apa yang sudah
kita buang dan bagaimana dampaknya terhadap bumi pertiwi ini. Sampah pun
bisa menjadi sumber bencana, seperti banjir, longsor, menimbulkan bau
dll.
Bersama kita selamat dunia
Bersama kita tersenyum bahagia
Selamat Hari Jadi Kota Putussibau