"Catatan Manusia Aneh dan Norak"
Powered By Blogger

Sabtu, 28 Juni 2014

Pada Akhirnya

Aku merasa sangat bingung dan hampa. Tak kuasa menahan air mata mendengar bahwa Ibunda telah tiada. Rasa tidak percaya, ketika baru saja semalam ayahanda memeberi kabar bahwa ibumu masuk rumah sakit karena gula darahnya naik. Kala itu ayah menelphone ku jam 10 malam.
Pembicaraan terakhirku dengan beliau selalu terekam dan terngiang. Awalnya beliau tidak ingin berbicara dengan ku karena beliau tidak ingin aku menghawatirkannya. Namun mendengar aku menangis, beliau lalu meminta genggamam telephone dari ayah. "Nak, ndak usah nangis. Mamak baik, ini masuk rumah sakit cuma gara-gara ndak mau tidur. Kamu disana baik-baik, tetap fokus nak. Doakan mamak biar sehat". Suara yang biasa yang selalu aku dengar ketika berbicara dengan beliau, tidak terdengar jika beliau menderita sesuatu. Dan saat itu aku sedikit tenang, lalu mengambil air wudhu untuk sholat isya dan sholat tahajut.

Sempat terlintas jika beliau diambil terlebih dahulu oleh yang Maha Kuasa, kamu tidak saja mengalami kepedihan yang hebat karena kehilangan sesorang yang sangat mengasihimu melebihi kasihnya kepada dirinya sediri tetapi juga menghadapi masa depan yang kemungkinan besar akan sangat berbeda dari yang kamu harapkan.

Ketika mendengar berita duka itu nyata, yang ada dibenak "ini tidak mungkin dan bagaimana bisa". Aku tidak tahu harus merasa bagaimana.

Sekarang aku lagi dalam proses menerima, menerima kenyataan yng sesungguhnya.
Takdir ya takdir
Kita semua ini memang titipannya. Termasuk Ibu. Suatu saat, Tuhan akan mengambil kita. Dan… pada akhirnya kita akan sendiri-sendiri.