"Catatan Manusia Aneh dan Norak"
Powered By Blogger

Selasa, 19 Juni 2012

Hijaukan Pos Lintas Batas Nanga Badau


Assalamualaikum wr wb
Salam Hijau,


Tanah yang gersang, tanah yang bimbang, tanah yang usang, tanah yang ngambang.
Ini yang ane rasakan ketika ane masuk ke daerah perbatasan Indonesia - Malaysia di Badau, Kalbar.
Matahari serasa berada sejengkal di atas kepala dan air berada jauh di kutup utara.
Bumi katulistiwa ku yang hijau, kemanakah kau berada.
Aku mencari mu tanpa henti, sampai ke perbatasan pun tak bertemu.

Pada kesempatan yang panas ini, ane pengen share cerita dan foto sewaktu ane di Pos Lintas Batas Nanga Badau. Sewaktu ane nanam pohon di sanah. Ane merasakan ada sesuatu yang hilang. Sesuatu yang hilang itu adalah kesejukan hutanku dan keramahan alam ku. Alam ku yang damai berubah menjadi kebun sawit yang berhamburan disana sini.

























Udahan ya hhe.. posting gak jelas sih, tapi ini hasil nya ckckckk
bye see you
wassalam ^_^

Minggu, 17 Juni 2012

Betang Bali Gundi

Assalamualakum wr. Wb

Pada kesempatan yang berbahagia ini saya pengen bahas tentang salah satu rumah betang yang baru pekan ini saya kunjungin, sebuah rumah betang yang berada di Kabupaten Kapuas Hulu. Daerah lahir dan tempat saya menikmati lika liku kehidupan.


Betang Bali Gudi adalah salah satu nama rumah betang yang berada di Kab. Kapuas Hulu. Berada di sebelah utara Putussibau, tepat nya di Sibau Hulu. Letaknya cukup strategis berada di sisi kanan jalan raya, kalau masuk dari pintu masuk Putussibau. Lama perjalanan Kurang Lebih 20 Menit menggunakan kendaraan roda dua dari pusat kota Putussibau. Dengan kecepatan rata-rata 40 m/jam.



Nama Bali Gundi memiliki makna filosofis tersendiri.
Bali yang berarti “Membeli” dan Gundi berarti “Tempayan”.
Yang jika di satukan menjadi Bali Gundi yaitu “Membeli Tempayan”.
Diceritakan pada zaman dahulu ada seorang bidadari dari kayangan yang menukarkan pulau sibau ini dengan sebuah tempayan untuk tempat tinggal mereka.
Dan akhirnya terciptalah nama Bali Gundi ini.


Betang yang berdiri pada tanggal 31 juli 1996 yang kemudian diresmikan tanggal 28 desember 2003 oleh bupati Kapuas Hulu pada saat itu yaitu bapak Drs. Hj. A Tambul Husein dihuni oleh masyarakat Dayak Taman. Rumah Betang Bali Gundi ini memiliki panjang sekitar 150 meter dengan 23 bilik yang terdiri dari  +- 60 kepala keluarga. Jadi dalam satu pintu memungkinkan ada 2 s/d 3 kepala keluarga.



“Kalau udah Natal kadang nak cukup sehari ngabis semua pintu di betang tuk, mau dua tiga empat ari baru meh selesai”. Ujar Abas tour guide kami dan memang lahir dan besar di betang Bali Gundi ini.



Banyak sekali nilai-nilai budaya, agama, sosial dan pendidikan di sini. Mulai dari adat istiadat yang masih kental, kemudian mengingat kembali sejarah-sejarah masa lalu yang memiliki nilai historis tentunya, sampai memaknai arti sebuah kebarsamaan, dimana kerukunan dan saling pengertian menjadi modal utama untuk mejalani semuanya. Banyak sekali acara-acara adat yang sering di lakukan oleh masyarakat setempat salah satunya Gawai Dayakdan Mamasi.



Suasana nyaman, aman, sejuk dan bersih yang membuat kami dapat sedikit merenggangkan beban pikiran dari aktifitas seorang pelajar  SMA. Ditambah ukiran-ukiran gambar dan patung-patung yang pastinya memiliki nilai-nilai tertentu. Dan keramahan masyarakat setempat dan kepala dusun tanjung pandan yang berbaik hati melihatkan kami pakaian yang biasanya dipakai dalam acara-acara tertentu serta memamerkan kerajinan tangan masyarakat Betang Bali Gundi. Semuanya menjadi pelengkap perjalana tanpa rencana ini.


















--> Saya bersama empat orang teman saya yaitu Inak, Lily, Tammi dan Winny bersama- sama nekat dengan niat untuk berkujung. Di temanai Tour Guide dadakan yaitu Abas.

Sekian tulisan saya kali ini. Semoga bermanfaat untuk para pembaca.
Wassalam :)

~ Bali Gundi We will come back